19 Oktober 2010

E218 - Sandungan Indomie di Taiwan


Sepekan lalu marak pemberitaan tentang penarikan Indomie di Taiwan karena ditengarai mengandung zat pengawet methyl p-hydroxy benzoate. Isue apa lagi ini? Setelah teh botol diguncang HOAX melalui email berantai tentang kandungan Hydroxylic Acid yang tidak lain adalah air (water, H2O), juga HOAX sebelumnya yang menyerang Coca-cola dan Pepsi tentang kandungan asam sitrat yang tidak lain adalah asam yang terdapat di dalam jeruk nipis, sekarang giliran Indomie. Tidak tanggung-tanggung, pemberitaan ini dirilis dari pihak otoritas keamanan pangan Taiwan yang memutuskan untuk menarik produk Indomie karena kandungan methyl p-hydroxy benzoat tersebut. Ini bukan HOAX, ini kenyataan.

Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang bahan pengawet yang sedang ramai dibicarakan ini yang berdampak pada penurunan konsumsi Indomie, kelatahan beberapa pihak yang tidak mengetahui pasti permasalahannya, dan bagaimana kita, masyarakat awam, menyikapinya. Untuk mengenal lebih dalam tentang pengawet yang diributkan tersebut, mari kita lihat dulu keluarga besar paraben

Paraben merupakan kependekan dari para-benzoate, yaitu keluarga pengawet benzoat yang sudah lama dikenal. Banyak digunakan sebagai pengawet dalam industri kosmetik dan farmasi. Paraben mempunya daya mengawetkan karena senyawa ini bekerja sebagai anti-fungi dan anti bakteri. Rumus umum keluarga paraben adalah: R(C6H4(OH)COO), dengan R adalah gugus alkyl (CH3 (methyl); C2H5 (ethyl); C3H7 (propyl); dst). Kemampuannya mengawetkan, ditambah biaya yang murah dan telah digunakan dalam waktu yang lama, menjelaskan kenapa pengawet ini jamak digunakan sebagai pengawet makanan.

Sebagai pengawet makanan, yang paling dikenal adalah methyl paraben (nipagin, yang sedang diributkan), ethyl paraben, propyl paraben (nipasol), butyl paraben, isopropyl paraben, isobutyl paraben, benzyl paraben dan beberapa garam natriumnya. Semuanya aman digunakan dan sudah diasesmen oleh Uni Eropa terbukti mereka berhak menyandang simbol E2XX sebagai tanda pengawet makanan. Methyl paraben (E218); ethyl paraben (E214) dan propyl paraben (E216). Untuk lebih jelasnya tentang kode E, silakan klik disini.

Ketiga paraben yang telah memiliki Nomor E di atas (methyl, ethyl, dan propyl paraben) bisa dikategorikan non-toksik, berdasarkan percobaan pada mencit. Paraben akan segera diserap, dicerna, dan disekresikan ke luar tubuh melalui urin.

Methyl p-hydroxy benzoate adalah senyawa kimia dengan rumus CH3(C6H4(OH)COO) yang lebih dikenal dengan nama Nipagin atau Methyl Paraben merupakan methyl ester dari reaksi antara p-hydroxy benzoic acid dengan methanol. Methyl paraben banyak digunakan sebagai anti jamur yang sering digunakan dalam produk-produk kosmetik. Selain itu, senyawa ini digunakan pula sebagai pengawet makanan dengan kode E218. Berdasarkan percobaan dengan mencit, methyl paraben mempunyai LD(oral) 8000 mg/kg; dan LD(kulit) 1200 mg/kg.

Ethyl p-hydroxy benzoate adalah senyawa kimia dengan rumus C2H5(C6H4(OH)COO) yang lebih dikenal dengan nama Ethyl Paraben merupakan ethyl ester dari reaksi antara p-hydroxy benzoic acid dengan ethanol. Senyawa ini digunakan sebagai pengawet makanan dengan kode E214. Berdasarkan percobaan dengan mencit, ethyl paraben mempunyai LD(oral) 3000 mg/kg.

Propyl p-hydroxy benzoate adalah senyawa kimia dengan rumus C3H7(C6H4(OH)COO) yang lebih dikenal dengan nama Propyl Paraben merupakan ethyl ester dari reaksi antara p-hydroxy benzoic acid dengan propanol. Senyawa ini digunakan sebagai pengawet makanan dengan kode E216. Berdasarkan percobaan dengan mencit, propyl paraben mempunyai LD(oral) 6332 mg/kg.

Indomie, Nipagin, Taiwan
Dalam pernyataannya di Gedung DPR pada tanggal 14 Oktober 2010, Direktur PT Indofood Sukses Makmur, Franciscus Welirang, menyatakan antara lain "Sebenarnya bahan pengawet Indomie yang dipasarkan di Indonesia dan Taiwan sama saja. Perbedaannya hanya ada pada tingkatan. Di Indonesia menggunakan Methyl p-Hydroxybenzoate, di Taiwan menggunakan Ethyl p-Hydroxybenzoate". Berarti memang ada perbedaan penggunaan pengawet antara Indomie Taiwan dan non Taiwan. Permasalahannya kenapa sama-sama menggunakan derivat paraben tetapi yang satu dibolehkan sedangkan yang lain tidak? Masalahnya di peraturan Food Safety Taiwan. Dari daftar tersebut, terlihat bahwa derivat benzoat yang dibolehkan oleh otoritas Taiwan untuk pengawet makanan adalah: Na-benzoat (01009), Et-paraben (01010), Pr-paraben (01011), Bu-paraben (01012), iPr-paraben (01013), dan iBu-paraben (01014). Sementara Me-paraben tidak termasuk dalam daftar.

Menarik untuk dibicarakan adalah: bagaimana bisa Indomie yang tidak seharusnya beredar di Taiwan bisa ikut diperiksa sehingga ditemukan Me-paraben? Ini sebetulnya inti pertanyaannya. Bukan menghadirkan polemik pro-kontra Me-paraben yang sampai sekarang pun di ranah internasional masih menjadi perdebatan tentang keamanan keluarga besar Paraben. Jawabannya ada pada yang berkompeten melakukan analisis non-teknis. Persaingan bisnis atau apalah itu.

Jadi intinya... semua itu tidak ada masalah asal tidak berlebihan. Dan nampaknya, kita masih terus berhubungan dengan keluarga besar Paraben melalui mulut, ketiak, dan anggota badan lainnya. Ada issue? Antisipasi... pelajari... putuskan. Keputusanku: Indomie seleraku...

Link terkait:
  1. http://en.wikipedia.org/wiki/Paraben
  2. http://en.wikipedia.org/wiki/methylparaben
  3. http://en.wikipedia.org/wiki/ethylparaben
  4. http://en.wikipedia.org/wiki/propylparaben
  5. http://en.wikipedia.org/wiki/butylparaben
  6. Scope and Application Standards of Food Additives-1Preservatives Taiwan
  7. Methyl Pareben
  8. Ethyl Paraben
  9. Propyl Paraben
  10. http://saga-frontier.blogspot.com/
  11. http://healthglance.blogspot.com/2010/10/is-it-safe-to-consume-indomie.html

23 Agustus 2010

Dunia Butuh Indonesia

diambil dari Blog tetangga

Suatu pagi, kami menjemput seseorang klien di bandara. Orang itu sudah tua, kisaran 60 tahun. Si Bapak adalah pengusaha asal Singapura, dengan logat bicara gaya Melayu & Singlish, beliau menceritakan pengalaman2 hidupnya kepada kami yang masih muda.

Beliau berkata, "Ur country is so rich!" Ah biasa banget denger kata2 itu. Tapi tunggu dulu... "Indonesia doesn't need the world, but the world needs Indonesia," lanjutnya. "Everything can be found here in Indonesia, U don't need the world."

"Mudah saja, Indonesia paru2 dunia. Tebang saja hutan di Kalimantan, dunia pasti kiamat. Dunia yang butuh Indonesia! Singapura is nothing, we can't be rich without Indonesia.. 500.000 orang Indonesia berlibur ke Singapura tiap bulan. Bisa terbayang uang yang masuk ke kami, apartemen2 terbaru kami yang beli orang2 Indonesia, ga peduli harga selangit, laku keras. Lihatlah RS kami, orang Indonesia semua yang berobat. Trus, kalian tahu bagaimana kalapnya pemerintah kami ketika asap hutan Indonesia masuk? Ya, bener2 panik. Sangat terasa, we are nothing. Kalian tau kan kalo Agustus kemarin dunia krisis beras. Termasuk di Singapura dan Malaysia? Kalian di Indonesia dengan mudah dapat beras. Liatlah negara kalian, air bersih di mana2, liatlah negara kami, air bersih pun kami beli dari Malaysia. Saya ke Kalimantan pun dalam rangka bisnis, karena pasirnya mengandung permata. Terliat glitter kalo ada matahari bersinar. Penambang jual cuma Rp 3.000/kg ke pabrik China, si pabrik jual kembali seharga Rp 30.000/kg. Saya liat ini sebagai peluang.

Kalian sadar tidak kalo negara2 lain selalu takut mengembargo Indonesia?! Ya, karena negara kalian memiliki segalanya. Mereka takut kalau kalian menjadi mandiri, makanya tidak diembargo.

Harusnya KALIANLAH YANG MENGEMBARGO DIRI KALIAN SENDIRI. Belilah pangan dari petani2 kita sendiri, belilah tekstil garmen dari pabrik2 sendiri. Tak perlu impor kalo bisa produk sendiri. Jika kalian bisa mandiri, bisa MENGEMBARGO DIRI SENDIRI, INDONESIA WILL RULE THE WORLD!!!

21 Mei 2009

Masa Depan Indonesia Bersama SBY ber Boedi

Mendengar pidato pengukuhan Prof. Boediono sebagai cawapres mendampingi SBY, saya terkesima. Tidak mengira Prof. Boediono bisa berpidato tanpa teks sebagus itu. Menggigit, penuh semangat, dengan intonasi dan tata bahasa yang tertata rapi. Kesimpulan pertama saya: SBY tidak salah pilih.

Akankah Indonesia semakin membaik di bawah kepemimpinan SBY ber Boedi? Saya optimis, jika SBY lebih bijak dalam melakukan pembagian tugas Presiden-Wapres. Pengalaman 2004-2009 tentunya menjadi pelajaran yang berharga bagi Presiden SBY untuk tidak mengulanginya di periode terakhir kepresidenannya.

Mungkin akan tampak cantik, jika bercermin dari masa keemasan Majapahit. Duo HW-GM (Prabu Hayam Wuruk - Patih Gajah Mada) didukung dengan penasehat-penasehat religiusnya terbukti mampu memakmurkan Majapahit sebagai kerajaan terbesar di Asia Tenggara pada abad 14. Raja yang bijak didukung oleh Patih yang cerdas, dikelilingi oleh penasihat-penasihat yang arif dan semua bekerja demi rakyat, menjadikan Majapahit di bawah HW-GM sebagai kerajaan yang disegani.

Semoga duo SBY ber Boedi dengan didukung oleh 5 koalisi penasihatnya (Demokrat, PKS, PKB, PAN, dan PPP) mampu minimal menyusun milestone untuk mencapai cita-cita Indonesia yaitu masyarakat yang adil, makmur, sejahtera, gemah ripah loh jinawi. Amin

15 Mei 2009

Uneg-uneg seputar HOAX Teh Botol

Iseeeng aja... Itu yang ada di benak saya setelah saya sedikit terharu pada saat membaca HOAX teh botol. Setelah saya baca sampai bawah, saya naikkan lagi untuk mengamati nama "racun" nya.

Nama racun dalam HOAX itu adalah Hydroxilic Acid atau Dihydrogen Monoksida (disebut sebagai nama IUPAC). Sekilas memang seram: ada asam di dalam teh botol. Nama lainnya seram juga bla... bla... bla... monoksida. Ada asam dan oksida dalam teh botol... hiii seram.

Tapi setelah dibaca... dibaca... dibaca... otak menggambar... menggambar... menggambar... saya cuma bisa bilang @#$$@^#$^%... Sialan ini orang yang bikin. Ada aja buat ngancurin bisnis orang.

Saya gambarkan begini. Dihydrogen Monoxide artinya ada dalam molekul tersebut ada 2 molekul hidrogen dan 1 molekul oksigen 2H + 1O = H2O Water

Gambar lain. Hydroxilic Acid. Asam hidroksilat. Ada asam (H+) dan hidroksil (OH-) dalam satu molekul H+ + OH- = HOH alias H2O Banyu....

Sebagai orang kimia, saya prihatin dengan cara-cara seperti ini. Sudah kimia menjadi momok buat orang banyak karena katanya susah, S-3 nya jadi bomber (Asahari cs.), yang krucuk2 bikin HOAX teh botol dan pepsi-CocaCola.

Semoga tidak terjadi lagi

07 Maret 2009

Bahan Berbahaya dalam Makanan - MELAMIN

Melamin kembali menjadi buah bibir, setelah YLKI mengumumkan 10 produk yang ditengarai mengandung melamin. Memusingkan di Republik ini. Bahan non-food grade dicampurkan ke dalam produk pangan. Masih ingat kasus pewarna kain (rhodamine B yang paling terkenal), formalin, borax, di masa lampau? Sekarang melamin.

Melamin (2,4,6-triamino-s-triazine) adalah basa organik, dengan kandungan nitrogen mencapai 66%. Karena tingginya kandungan nitrogen inilah produsen makanan di China mencampurkannya  ke produk susu dan derivatnya. Mengapa begitu?

Susu seperti diketahui mempunyai kandungan utama adalah protein. Kesalahan kita, masyarakat kimia di seluruh dunia, mengandalkan analisis protein HANYA dengan menganalisis kandungan nitrogennya. Seolah-olah yang boleh mengandung nitrogen hanya protein dan asam amino. Setelah ada kasus melamin yang berawal di China, barulah masyarakat kimia dunia sadar bahwa protein dan asam amino bukanlah the only compounds that contain nitrogen.

Bercampurnya melamin ke dalam makanan terutama produk susu dan derivatnya masih menjadi momok bagi masyarakat dan trauma bagi beberapa pelaku industri. Temuan YLKI yang disampling bulan September-Oktober 2008 menunjukkan bahwa masih rentannya pasar Indonesia terhadap makanan-makanan impor yang tidak layak makan. Dari 10 sample yang ditemukan mengandung melamin, 90% adalah produk impor, dan hanya 1 yang produk dalam negeri. Itupun komponennya impor.

Temuan ini otomatis membuat pemegang merek kebakaran jenggot, dan masyarakat mengalami (lagi-lagi dan biasanya) panik sesaat, sebelum akhirnya lupa. BPOM yang merasa kecolongan juga unjuk bicara dengan gaya self-defense-nya. Konyolnya lagi, temuan BPOM jauh berbeda dengan temuan YLKI. Kenapa bisa demikian? Benarkah hanya perbedaan alat yang menjadi biang kerok perbedaan hasil tersebut?

1. Perbedaan sampel. Sampel yang diambil YLKI dan BPOM sudah pasti berbeda, karena perbedaan waktu. Akhir-akhir ini kericuhan makanan bermelamin di dunia sudah menurun, otomatis produk-produknya sudah mulai hilang di pasaran. Sementara itu, YLKI melakukan sampling pada saat peak-season demam melamin melanda dunia yaitu September-Desember 2008.

2. Perbedaan metode analisis. Perbedaan dalam metode analisis ini akan menggiring pada perbedaan preparasi, dan ujung-ujungnya perbedaan hasil. Di situs WHO ternyata banyak metode pengujian melamin, tergantung jenis sampelnya. Liquid Chromatography yang ditandem dengan dobel mass-spectrometry hanyalah salah satu dari metode analisis dengan limit of quantification yang paling teliti. Lucu juga kalo BPOM ngotot bahwa hasil metode analisis FMIPA UI yang menggunakan HPLC biasa dianggap tidak layak, dan ngotot standar WHO HANYALAH LC/MS/MS. Coba buka 
http://www.who.int/foodsafety/fs_management/Melamine_methods.pdf
.
Kalo BPOM kecolongan, akui saja deh gak usah pake cari kambing hitam metode analisis tidak layak.

Terlepas dari polemik YLKI vs BPOM, yang paling bagus adalah sampel YLKI dianalisis ulang di BPOM dengan metode yang dianggap standar menurut kaca mata kuda BPOM. Logikanya, kalo pake metode FMIPA UI (HPLC, LOQ level ppm) yang dicap gak teliti saja bisa terdeteksi apalagi pake LC/MS/MS yang memiliki LOQ level ppb.

Yang penting: MAKANLAH SELALU PRODUK DALAM NEGERI YANG LEGAL

14 Februari 2009

Opini: Perlukah Poejer (Puyer) Dipolemikkan?

Sudah beberapa hari ini, RCTI menayangkan polemik tentang puyer (Belanda: poejer, Inggris: powder). Pemberitaan yang bertubi-tubi ini menimbulkan kegerahan kepada masyarakat. Berbagai tanggapan saya baca di berbagai situs di internet. Ada yang pro, ada yang kontra, ada yang prihatin dengan cara pemberitaan yang digunakan. Saya tidak pro puyer, tidak pula kontra puyer. Saya pro dengan yang prihatin dengan cara pemberitaan yang digunakan.

Sebagai seorang chemist anak dari pasangan apoteker, kakak dari seorang dokter, tentu saya sangat prihatin dengan cara pemberitaan yang dilakukan oleh RCTI. Memang ada pesan di awal bahwa liputan yang dimaksud tidak untuk menakut-nakuti atau membuat masyarakat ragu. Tapi jika saya menempatkan diri sebagai mereka, saya merasa terintimidasi.

Terlepas dari masalah kemasan, saya tertarik dari untuk ikut nimbrung dalam polemik ini. Ada beberapa kata kunci dari narasumber yang diwawancara menarik perhatian saya.
  1. Belum ada penelitian tentang apakah poejer berbahaya atau tidak
  2. Peracikan poejer di apotek tidak sesuai dengan CPOB
Sekarang bagaimana kita harus bersikap? Sebagai masyarakat awam (saya bukan apoteker dan bukan dokter), kita harus jeli mensikapi polemik yang dikembangkan melalui RCTI ini. Fakta bahwa belum ada penelitian yang komprehensif tentang bahaya poejer, maka kita perlu mengkaji hal-hal berikut ini dalam menentukan sikap.
  1. Dokter, apoteker, dan asisten apoteker melakukan pekerjaannya di bawah sumpah. Mereka yang berintegritas tinggi pasti akan melakukan pekerjaan tersebut dengan sebaik-baiknya, kecuali dokter, apoteker, dan asisten apoteker bermasalah yang memang niat melakukan malpraktek (seperti yang diliput di RCTI itu dokternya yang malpraktek bukan salah poejernya).
  2. Ada beberapa tablet paten yang tidak boleh dipatahkan atau digerus, karena pabrik merancang obat ini untuk melepas secara perlahan-lahan zat aktifnya setelah berada di dalam lambung. Tetapi dokter dan apoteker seharusnya mengetahui hal ini, karena untuk obat-obat semacam ini biasanya ada semacam petunjuk khusus.
  3. Obat bagaimanapun adalah suatu bahan kimia. Dalam ilmu kimia ada bahan-bahan yang tidak boleh dicampur. Mereka disebut dengan incompatible substances. Apoteker dan asisten apoteker dibekali dengan pengetahuan tersebut.
  4. Belum ada penelitian tentang manfaat vs mudharat poejer secara komprehensif.
  5. Beberapa fakta kelemahan poejer di RCTI yang bisa diterima adalah: (a) hasil gerusan tidak semua pindah ke kertas bungkus karena tertinggal di mortar, sehingga kadarnya kurang dari yang diresepkan; (b) pada saat meminumkan, lagi-lagi ada yang tertinggal di kertas pembungkus, sehingga kadarnya semakin rendah; (c) ada kemungkinan salah ambil obat (manusiawi); (d) ada kemungkinan salah timbang (manusiawi); dsb.
  6. Beberapa fakta bahwa poejer masih diperlukan adalah: (a) harga poejer lebih terjangkau; (b) tidak semua obat paten sesuai dengan kehendak dokter dalam menyembuhkan pasiennya; (c) anak-anak dan balita belum bisa menelan tablet, sementara obat paten yang banyak pilihan dan dosisnya sebagian besar berbentuk tablet dan dosis orang dewasa; (d) kombinasi poejer adalah unik untuk tiap pasien, karena dokter menimbang pasiennya terlebih dahulu.
Kesimpulan:
Secara pribadi saya tetap menganggap tidak ada masalah dengan obat racikan berbentuk poejer. Saya percaya dokter keluarga saya tidak akan menjerumuskan kami. Pasien adalah customer, dokter adalah perancang busana atau order taker, apoteker adalah dapur atau tukang jahit. Setelah poejer dipolemikkan, apakah nantinya makanan harus dari pabrik? Bagaimana nasib waroeng pinggir jalan? Setelah makanan, apakah nanti pakaian juga harus dari pabrik? Bagaimana nasib tukang jahit keliling? 

ADAKAH KARTEL OBAT PATEN BERMAIN DI BALIK TAYANGAN INI? ONLY GOD KNOWS

04 Januari 2009

Tips & Tricks - Transmisi Otomatis

Banyak orang beranggapan menggunakan kendaraan dengan transmisi otomatis lebih rumit dibandingkan berkendara dengan bertransmisi manual. Kenyataan ini sama sekali bertentangan dengan tujuan awal penciptaan transmisi otomatis yang bertujuan untuk lebih memudahkan serta memberi kenyamanan dalam berkendara.

Bagi Anda yang belum tahu banyak mengenai penggunaan transmisi otomatis, berikut ini kami sajikan beberapa tips dan trik penting dalam penggunaan transmisi otomatis.

Anatomi Tuas Transmisi
  • P (Park, Parkir) -- Gunakan posisi ini ketika parkir dan kendaraan benar-benar berhenti.
  • R (Reverse, Mundur) -- Gunakan posisi ini untuk memundurkan kendaraan.
  • N (Neutral) -- Gigi maju dan mundur dalam posisi bebas. Gunakan ketika berhenti lama (lampu merah, macet, dll).
  • D (Drive, Maju) -- Digunakan untuk berkendara. Pada posisi ini gigi transmisi berpindah secara otomatis sesuai kecepatan kendaraan.
  • 2 (Gigi 2) -- Digunakan saat jalan menanjak atau menurun untuk mengurangi laju kendaraan dengan engine break.
  • L atau 1 (Gigi 1) -- Posisi ini digunakan untuk melewati jalan tebing yang curam dengan perlahan dan untuk mendapatkan engine break yang maksimal.
  • Tombol Selector Lever -- Adalah tombol yang harus ditekan untuk mengganti gigi. Sebagian besar mobil bertransmisi otomatis menyertakan petunjuk perpindahan gigi mana saja yang perlu dan tidak perlu menekan tombol Selector Lever ini.
  • Over Drive (O/D) On/Off -- Pada kecepatan tinggi, dianjurkan untuk menggunakan Over Drive pada saat posisi D agar transmisi dapat berpindah ke posisi "Over Drive/Gigi-4" pada waktunya secara otomatis. Over Drive dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar serta menambah kenyamanan berkendara (memperhalus bunyi mesin) khususnya pada kecepatan tinggi.
  • Catatan khusus: untuk mendahului pada kecepatan tinggi, matikan sejenak Over Drive hingga lampu O/D Off di dashboard menyala. Akan terasa sentakan mesin karena transmisi berpindah ke gigi yang lebih rendah, dan ada hentakan akibat akselerasi. Nyalakan kembali Over Drive (indikator O/D Off di dashboard padam) jika sudah tidak diperlukan. Mematikan O/D membuat boros bahan bakar.

Saat Akan Menyalakan Mesin

  1. Pastikan rem tangan dalam posisi mengerem.
  2. Injak pedal rem dengan kaki kanan.
  3. Pastikan tuas transmisi pada posisi P (Park).
  4. Nyalakan mesin.

Saat Mulai Menjalankan Kendaraan.

  1. Injak pedal rem dan rem tangan tetap dalam posisi mengerem.
  2. Pindahkakn tuas transmisi ke posisi (D) untuk maju, atau (R) untuk mundur.
  3. Lepaskan rem tangan.
  4. Perlahan-lahan lepaskan pedal rem, lalu tekan pedal gas secara seksama (dengan kaki kanan).

Saat Sedang Melaju.

  1. Gunakan posisi (D). Cukup untuk mengoperasikan pedal dan gas.
  2. Tekanlah gas sepenuhnya untuk mempercepat laju kendaraan atau menyalip mobil lain.
  3. Gunakan posisi (2) untuk mendapatkan efek pengereman mesin (engine break).
  4. Gunakan posisi (1) atau (L) untuk menahan laju kendaraan saat di jalan menurun yang lebih curam dan panjang.

Saat Parkir.

  1. Parkirlah secara benar.
  2. Injak pedal rem dan tarik rem tangan.
  3. Posisikan tuan transmisi pada P (Park).
  4. Matikan mesin.

Pada beberapa jenis mobil, kunci tidak dapat dicabut apabila tuas transmisi tidak pada posisi P (Park).

HINDARI!

  • Menginjak pedal gas dan rem secara bersamaan.
  • Berhenti di tanjakan dengan cara menekan pedal gas sewaktu tuas transmisi pada posisi (D) karena dapat mengakibatkan mesin panas.
  • Memindahkan ke posisi P (Park) sebelum roda berhenti dengan sempurna. Hal ini untuk menghindari kerusakan transmisi.

(Disadur dari - Penggunaan Transmisi Otomatis Nissan)